Entah secara sadar atau tidak, yang pasti, setiap individu menyadari bahwa ada kekuatan supra rasional, dibalik kekuatan manusia yang secara phisickly lemah. Manusia dengan akalnya mampu merekayasa kekuatan besar. Manusia yang hanya tingginya maksimal tiga meter dengan akalnya mampu menciptakan alat berat untuk membuat gedung gedung bertingkat yang tingginya berlipat lipat dari tinggi badannya, manusia yang tidak punya sayap mampu menciptakan alat yang membuatnya bisa terbang dengan leluasa ke angkasa raya, manusia yang tidak mempunyai sirip mampu berjalan di atas air dengan kapal pesiar ciptaannya. Akan tetapi, dibalik rekayasa kekuatan manusia yang luar biasa tersebut ada kekuatan lain yang lebih dahsyat yaitu kekuatan Tuhan yang serba supra.
Kekuatan supra tersebut berada di bawah otoritas tunggal Tuhan, dan mampu meluluh lanthakkan seluruh kekuatan rekayasa manusia, yang tidak mungkin menjadi mungkin dan sebaliknya. Kekuatan supra itu bisa kita minta melaui media yang namanya do’a, asalkan kita mampu negosiasi terhadap sang pemilik-Nya di sinilah pentingnya makna do’a. Dalam setiap jengkal langkah kaki membutuhkan do’a supaya lagkah kaki terarah kepada perbuatan sukses dan terpuji.
Dalam hadits Nabi saw bersabda “do’a adalah senjatanya orang yang beriman”, do’a adalah alat menuju kemenangan, tentunya dibarengi dengan usaha. Kemenangan dalam peperangan bukan ditentukan oleh kekuatan fisik semata, namun juga ditentukan alat yang dipergunakan, jika pedang adalah alat maka keampuhan pedang terletak pada bahan pedangnya dan orang yang mempergunakan pedang tersebut. Sekuat apapun dan sebaik apapun strategi yang ia pergunakan untuk berperang tetapi jika alatnya sederhana tentu tidak akan berdaya di hadapan kekuatan tentara lawan yang bersenjata canggih. Jika masalah yang kita hadapi demikian rumit maka tidak cukup hanya mengandalkan kekuatan fikiran saja, tetapi juga kualitas pemecahannya melalui kekuatan do’a.
Karena itulah buku yang berada ditangan ini berguna sekali untuk negosiasi dan mengetuk kekuatan supra kepada Tuhan seperti yang dijelaskan di atas, berdasarkan “..... Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku…..” QS.Al Baqarah[2]:186. Syarat utama dikabulkannya do’a dalam ayat tersebut adalah memenuhi perintah-Nya dan yakin akan do’a yang dipanjatkan. Mungkin saat ini do’a kita tidak terkabul, temukan dalam beberapa faktor yang menghalangi dikabukannya do’a yaitu pilihan do’anya, tidak menjalankan perintahNya atau mungkin kurang yakin.
Senada dengan ayat di atas, “Dan Tuhanmu berfirman: Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu......” QS. Al mu’min [40]:60, ayat tersebut seolah memberi garansi kepada hamba hambanya yang mau mengetuk kuasa Tuhan dengan do’a, dalam ayat tersebut juga mencela orang orang yang menyombongkan diri (merasa mampu) dengan rekayasanya sendiri. Seolah ayat ini memberi tamparan keras kepada orang orang sombong yang mengabaikan do’a dalam meraih sukses aktifitas dan proyek yang sedang ia kerjakan.
Ya Tuhan… Kami datang bersimpuh di hadapanmu untuk mengetuk kuasamu. Berilah sukses selalu dihari ini, dan hari hari yang akan datang. dan jadikan kami orang yang sabar.
Ya Tuhan…Mudahkan segala urusan yang kami hadapi, temukan jalan terbaik dari setiap urusan yang baik dan gagalkan semua usaha kami yang tak terpuji serta gagalkan rekayasa orang orang yang berbuat dhalim kepada kami.
sumber : ceramahsingkat.blogspot.com
sumber : ceramahsingkat.blogspot.com
0 komentar
Posting Komentar